KENDARI – Sulawesi Tenggara tak main-main! Setelah sekian lama menyimpan “harta karun” ide kreatif nan melimpah, kini provinsi kaya budaya ini resmi meluncurkan Sistem Informasi Produk Kreatif Sulawesi Tenggara (SIPK Sultra).
Ini bukan sekadar aplikasi biasa, tapi digadang menjadi etalase digital raksasa sekaligus markas data terpadu bagi seluruh mahakarya anak negeri. Peluncuran super penting ini ditandai dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) Aktivasi Dashboard SIPK Sultra Tahap 1, yang digeber habis-habisan selama tiga hari, 20-22 Juli 2025.
“Ide kreatif yang berlimpah di Sultra adalah sumber daya tanpa batas yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi,” cetus Plt. Kepala Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kota Kendari, Ibu Hermawaty, ST, dengan nada penuh keyakinan saat membuka Bimtek. Optimisme beliau bukan tanpa dasar.
Dengan sokongan kekayaan alam dan budaya yang unik, Hermawaty yakin sektor ekonomi kreatif akan melesat menjadi motor penggerak utama ekonomi daerah, mengatrol kesejahteraan masyarakat, bahkan menciptakan lapangan kerja baru yang signifikan.
Rafiuddin, SKM, Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, blak-blakan menjelaskan bahwa dashboard ekonomi kreatif ini adalah ‘tools’ wajib yang akan menjadi alat kerja bersama pemerintah provinsi dan seluruh pemerintah kota/kabupaten, terintegrasi langsung di dinas pariwisata masing-masing.
“Ini adalah ajang melatih teman-teman dari kabupaten/kota untuk menjadi wali data di daerahnya, mengoleksi data terkait ekosistem ekonomi kreatif,” urai Rafiuddin. Fungsinya vital: menghimpun data secara kolektif dari seluruh penjuru. Tujuannya satu: memutus kesimpangsiuran informasi yang selama ini kerap menjadi momok. Hasilnya? Program pengembangan ekonomi kreatif akan jadi jauh lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran!
“Selama ini, data pelaku ekonomi kreatif mungkin ada, tapi data mengenai ekosistem ekonomi kreatif secara komprehensif adalah hal yang belum kita miliki,” ungkap Rafiuddin. “Kami sangat berharap, dengan adanya aplikasi ini, kondisi ekonomi kreatif di Sultra bisa ter-update secara real time melalui sarana digitalisasi.”
Ilham Abidin, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Kota Kendari, tak kalah optimis. “Dengan adanya platform ini, kita bisa mendata pelaku-pelaku ekonomi kreatif yang ada di Kendari,” ujarnya, menyoroti pentingnya data spesifik kota. Senada, Jumin, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe Kepulauan, menyambut baik. “Kami sangat antusias dengan adanya SIPK Sultra. Ini akan sangat membantu kami di daerah kepulauan untuk memetakan potensi dan pelaku ekonomi kreatif secara lebih akurat, sehingga program pengembangan bisa lebih tepat sasaran,” katanya.
Rafiuddin menegaskan, “Jika peta kondisi ekosistem ekonomi kreatif sudah kita miliki, hal ini akan memandu kami dalam membuat kebijakan pengembangan yang lebih akurat, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.” Ini artinya, SIPK bukan cuma data, tapi kompas penunjuk arah kebijakan!
Tak hanya soal data, SIPK Sultra juga akan berfungsi sebagai etalase digital megah yang siap memamerkan beragam produk ekonomi kreatif unggulan Sultra. Dari kelezatan kuliner lokal yang bikin ngiler, keindahan kerajinan tangan yang memukau, tren fesyen terkini yang modis, hingga pesona seni pertunjukan daerah yang memesona, semuanya akan terwadahi dalam satu platform ini.
Beberapa ‘misi’ strategis SIPK Sultra adalah: Mencatat dan mendata seluruh pelaku ekonomi kreatif di Sultra; menyediakan informasi lengkap tentang produk ekonomi kreatif (foto, deskripsi, harga, kontak); menjadi media pemasaran dan promosi yang powerful, membuka gerbang pasar lebih luas; serta berfungsi sebagai basis data resmi pemerintah, landasan kuat perumusan kebijakan pengembangan.
Bimtek Aktivasi Dashboard SIPK Sultra Tahap 1 melibatkan 25 peserta, termasuk perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota di wilayah daratan dan Kabupaten Konawe Kepulauan. Yang menarik, beberapa pelaku ekonomi kreatif dari berbagai komunitas turut diundang sebagai peserta. Tujuannya? Agar mereka juga bisa berperan sebagai wali data di komunitasnya, memperkuat jaringan pengumpul data dari akar rumput.
Demi pemerataan, Bimtek ini dibagi di dua lokasi strategis: wilayah daratan dan wilayah kepulauan Sulawesi Tenggara. Narasumber yang dihadirkan pun bukan kaleng-kaleng, mulai dari Kementerian Ekonomi Kreatif RI, Bappeda Sulawesi Tenggara, BPS Sulawesi Tenggara, akademisi, hingga tenaga ahli pengembang aplikasi dashboard SIPK Sultra.
Langkah strategis ini jelas menandai komitmen serius Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memajukan sektor ekonomi kreatif. Diharapkan, dengan optimalisasi SIPK Sultra, potensi luar biasa ini dapat terdata secara akurat, terpromosikan secara efektif, dan benar-benar menjadi lokomotif penggerak perekonomian daerah yang signifikan. Sultra siap tancap gas! . (red)